Tipe Wiremesh Standard yang ada dipasaran Indonesia.
Untuk anda yang membutuhkan wiremesh, maka penting bagi anda untuk mengetahui masalah wiremesh standard yang ada di pasaran Indonesia. berikut artikel yang akan membantu anda untuk mengetahui detail tersebut
Wiremesh standard yang ada di pasaran di Indonesia pada dasarnya bisa didapatkan di toko – toko bahan bangunan atau distributor di kota besar maupun kota kecil seluruh Indonesia, namun demikian kualitasnya sangat bervariasi karena banyaknya produk non-standar SNI (ukuran banci). Untuk anda yang membutuhkan wiremesh standar penting bagi anda mengetahui tipe wiremesh standard di pasaran Indonesia. Sebenarnya
Beberapa masalah wiremesh Standard yang paling utama ada di pasaran, antara lain :
1. Bahan Baku / Raw Material
Masalah kualitas Bahan Baku (raw material) untuk membuat wiremesh, kualitas bahan baku wiremesh standard yang ada di pasaran tidak bisa diketahui karena biasanya toko bahan bangunan/distributor tidak terbuka siapa produsennya dan tidak bisa memberikan bukti sertifikat pabrik maupun sertifikat SNI Produsennya. Padahal bahan baku untuk membuat wiremesh ini adalah sesuatu yang sangat penting, tidak cukup hanya sekedar kawat besi gulungan, namun kawat besi gulungan tersebut harus memenuhi persyaratan SNI 07-0053-2006 Batang Kawat Baja Karbon Rendah. Dalam SNI ini selain mengatur ukuran, juga mengatur jenis kandungan bahan dan komposisi kimianya. Komposisi kimia yang sesuai standar SNI akan menghasilkan produk yang kelenturan dan kekuatan sesuai persyaratan penulangan beton alias tidak getas (walau terlihat kaku dan kuat namun apabila ada beban mendekati kuat tariknya maka akan mudah patah). Oleh karena itu selayaknya bahan baku wiremesh (wire rod) harus diproduksi oleh pabrik yang mempunyai sertifikasi SNI 07-0053-2006 Batang Kawat Baja Karbon Rendah(bukan pabrik peleburan besi tua yang tidak ada standarnya). HALARAG BAJA UTAMA adalah produsen yang selalu menggunakan Bahan Baku wiremesh yang bersertifikat SNI.
2. Kualitas Masalah Wiremesh Standard
Kualitas dari wiremeshnya sendiri, Hampir semua toko bahan bangunan /distributor hanya memahami ukuran panjang, lebar, spasi dan tipe wiremesh.Mereka tidak bisa provide atau membuktikan berapa besar kuat ulur (yield strength), kuat tarik (tensile strength) maupun nilai kontraksinya yang dipersyaratkan SNI, padahal ini spesifikasi yang penting di dalam persyaratan pemakaian wiremesh karena apabila tidak tercapai, maka pemakaian untuk struktur bangunan akan sangat berbahaya. Dimana apabila ada terjadi gempa maka bangunan akan langsung runtuh. Oleh karena itu sangat penting penggunaan wiremesh yang bersertifikat SNI 07-0663-1995 Jaring Kawat Baja Las (JKBL) untuk Tulangan Beton. HALARAG BAJA UTAMA adalah produsen wiremesh yang produknya bersertifikat SNI
3. Masalah Wiremesh Standard pada Diameter
Permasalahan diameter besi tidak standar (banci), dikarenakan persaingan harga konstruksi bangunan yang sangat ketat, maka banyak kontraktor / pengguna kurang memperhatikan kualitas wiremesh dan hanya fokus dengan harga murah, sehingga hal inipun berdampak pada kejaringan distribusi dari pabrik / produsen hingga took-toko bahan bangunan, dimana untuk bisa menyesuaikan harga pembeli satu-satunya cara dengan mengecilkan diameter kawat bajanya. Sebagai contoh misalnya wiremesh tipe M8, itu dipasaran diameter kawat bajanya bisa bervariasi dengan aktual diameternya adalah bisa 7,0mm hingga7,7mm, sangat jelas diameter tersebut sangat melampaui dari persyaratan SNI, dimana didalam SNI utk M8 seharusnya diameter kawat baja minimumnya di 7.87mm. Oleh sebab itu harus ada pemahaman yang sama dari pihak terkait, terutama pemilik proyek agar persyaratan sertifikat SNI dan TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri), ini diterapkan dalam pemakaian wiremesh diseluruh proyek-proyek pemerintah. HALARAG BAJA UTAMA adalah produsen wiremesh yang mensuplai diameter kawat full (tidak banci) dan produknya telah bersertifikat SNI dan bersertifikat TKDN.
Demikian kondisi pasar wiremesh di Indonesia, semua pihak terkait harus terlibat untuk meningkatkan kualitas produk maupun bangunan, sehingga tercapai tujuan pembangunan nasional yang dapat dipertanggungjawabkan dikemudian hari.
Dikutip oleh A.TWA